Breaking

Wednesday 18 August 2010

(Renungan Harian 18 Agustus 2010 : Yeh 34 : 1 - 11, Mat 20 : 1 – 16)

“Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?” (Mat 20:15)

Bacaan hari ini:
- Yeh 34 : 1 - 11

1.Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku: 2.“Hai anak manusia, bernubuatlah melawan gembala-gembala Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka, kepada gembala-gembala itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu? 3.Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan. 4.Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman. 5.Dengan demikian mereka berserak, oleh karena gembala tidak ada, dan mereka menjadi makanan bagi segala binatang di hutan. Domba-domba-Ku berserak 6.dan tersesat di semua gunung dan di semua bukit yang tinggi; ya, di seluruh tanah itu domba-domba-Ku berserak, tanpa seorangpun yang memperhatikan atau yang mencarinya. 7.dan tersesat di semua gunung dan di semua bukit yang tinggi; ya, di seluruh tanah itu domba-domba-Ku berserak, tanpa seorangpun yang memperhatikan atau yang mencarinya. 8.Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, sesungguhnya oleh karena domba-domba-Ku menjadi mangsa dan menjadi makanan bagi segala binatang di hutan, lantaran yang menggembalakannya tidak ada, oleh sebab gembala-gembala-Ku tidak memperhatikan domba-domba-Ku, melainkan mereka itu menggembalakan dirinya sendiri, tetapi domba-domba-Ku tidak digembalakannya? 9.oleh karena itu, hai gembala-gembala, dengarlah firman TUHAN: 10.Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku sendiri akan menjadi lawan gembala-gembala itu dan Aku akan menuntut kembali domba-domba-Ku dari mereka dan akan memberhentikan mereka menggembalakan domba-domba-Ku. Gembala-gembala itu tidak akan terus lagi menggembalakan dirinya sendiri; Aku akan melepaskan domba-domba-Ku dari mulut mereka, sehingga tidak terus lagi menjadi makanannya. 11.Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya.

- Mat 20 : 1 – 16

1.“Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. 2.Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. 3.Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. 4.Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi. 5.Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. 6.Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? 7.Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. 8.Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. 9.Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. 10.Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar juga. 11.Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, 12.katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. 13.Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? 14.Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. 15.Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? 16.Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.”

Demikianlah sabda Tuhan. Syukur kepada Allah.

Renungan Harian

“Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?” (Mat 20:15). Perumpamaan Yesus tentang orang-orang upahan di kebun anggur terkesan sungguh tidak adil. Salahkah kita kalau mengharapkan upah yang adil untuk suatu hari kerja yang dilakukan dengan baik dan jujur? Bukankah seorang majikan seharusnya menghindarkan diri dari tindakan-tindakan favoritisme (pilih kasih) dan tidak adil di tempat kerja? Jadi pertanyaannya sekarang adalah, apakah Yesus sungguh-sungguh membenarkan praktek-praktek ketidakadilan? Ataukah Yesus sebenarnya hanya menginginkan agar para pendengarnya mempertimbangkan betapa besar dan tanpa batasnya kasih dan belas kasihannya?

Mungkin sedikit informasi latar belakang perihal praktek kerja pada zaman Yesus dapat membantu kita untuk lebih mudah memahami apa yang dikemukakan oleh Yesus. Kebanyakan orang di Palestina tidak mampu untuk mendirikan usaha sendiri atau belajar berdagang. Dengan demikian mereka menyediakan diri mereka sebagai orang upahan harian. Mereka akan pergi ke pasar setiap pagi dan menantikan seorang tuan tanah atau pengurus properti tuan tanah yang mau memperkerjakan mereka untuk suatu pekerjaan tertentu, misalnya untuk memetik buah anggur di kebun anggur seperti diceritakan dalam perumpamaan Yesus kali ini. Praktek ini masih dapat kita lihat di Yerusalem hari ini, ketika kita lihat banyak pekerja harian berkumpul di pasar pagi-pagi dan menunggu dipekerjakan untuk proyek-proyek yang ada. Kalau tidak berhasil dipekerjakan hari itu maka hal itu berarti pulang ke rumah tanpa membawa apa-apa. Tidak ada uang dapat berarti tidak ada makanan di atas meja.

Jadi, ketika pemilik kebun anggur dalam perumpamaan Yesus ini mempekerjakan pekerja upahan pada jam 5 sore, maka hal itu haruslah kita lihat sebagai pengungkapan bela rasa atau kemurahan hati pemilik kebun anggur terhadap orang-orang yang belum dipekerjakan oleh siapa pun pada hari yang sudah hampir usai itu. Sang pemilik kebun anggur tidak ingin melihat ada orang yang masih mau kerja, namun terpaksa pulang dengan tangan hampa. Itulah sebabnya, mengapa sang pemilik kebun anggur mengupah orang-orang yang bekerja hanya satu jam lamanya itu dengan uang dalam jumlah yang sama, satu dinar…… agar mereka juga memperoleh uang yang cukup untuk menghidupi keluarga mereka pada hari itu.

Allah itu seperti sang pemilik kebun anggur. Allah tidak menginginkan satu pun dari kita anak-anak-Nya menderita atau dalam keadaan kekurangan. Kasih-Nya mengatasi logika perihal apakah yang harus diberikan-Nya kepada kita sesuai dengan kepantasan kita masing-masing untuk itu. Sebaliknya, Allah memberikan kepada kita apa yang kita butuhkan. Ia tidak hanya mengampuni dosa-dosa kita dan mengatakan kepada kita agar mencoba sedikit lebih keras lagi untuk berbuat kebaikan. Sebaliknya, Dia malah melimpah-limpahkan kepada kita berbagai karunia dari kerajaan-Nya, memasok tidak hanya hal-hal yang tidak kita miliki, melainkan juga memberikan kepada kita segala hal melebihi daripada yang kita harap-harapkan. Biarlah kebenaran ini mengisi hati dan pikiran kita masing-masing dengan rasa kagum dan penuh syukur pada hari ini!

Ingatlah selalu bahwa Allah tidak berhutang apa-apa kepada kita. Apabila Dia memberkati kita, kita harus bersyukur atas kemurahan hatinya dan mencari jalan untuk mensyeringkan kemurahan-hati-Nya kepada dan dengan orang-orang lain. Janganlah juga kita menolak “orang-orang yang datang belakangan” di depan pintu Allah, barangkali setelah kehidupan dosa yang begitu dahsyat. Keselamatan yang telah diberikan Allah kepada kita harus mendorong kita memberikan diri kembali kepada-Nya dengan bebas-merdeka. Kita harus malah bersukacita menyambut mereka yang datang belakangan itu.

Rasa syukur dan penyerahan diri yang sepenuhnya kepada kehendak Tuhan adalah kunci untuk menjadi anak-anak yang dikasihiNya. Meskipun harus kita akui sangat sulit untuk dapat menerapkan hal tersebut, jangankan pada Tuhan, bahkan pada orang-orang yang kita kasihi di sekitar kita saja sangat sulit untuk dapat tulus. Oleh karena itu marilah mulai saat ini kita bersama mulai belajar untuk menjadi seperti yang Dia kehendaki. Ingatlah bahwa tidak pernah ada kata terlambat bagi Tuhan. Asal kita mau membuka hati kita seutuhnya, maka berkat dariNya akan dijadikan indah pada waktunya. Marilah kita mulai dari bersyukur atas hal-hal kecil di sekitar diri kita.

Mohon maaf apabila ada salah penulisan ataupun pilihan bahasa, hanya ingin mencoba berbagi dengan rekan-rekan sekalian yang ingin lebih mengenal intisari dalam kehidupan ini. Semoga rekan-rekan yang ingin mendalami iman ini dapat bersama bertumbuh tiap hari. Semoga bermanfaat.

Mari menjadi lebih baik. Jadilah terang dan garam dalam lingkungan kita.

Amin.

Ad Maiorem Dei Gloriam

sumber : http://deeto88.wordpress.com/2010/08/18/renungan-harian-katolik-18-agustus-2010/


No comments:

Post a Comment

Isikan komentar Anda dibawah ini :